MemulyakanTetangga. Tetangga adalah orang yang tinggalnya berdekatan dengan kita. Ia memiliki hak untuk dimulyakan, dijaga haknya, dan tidak diganggu (disakiti). Sebagian Ulama' di antaranya al-Imam anNawawy menjelaskan bahwa berdasarkan kedekatannya, tetangga terbagi menjadi 4, yaitu : 1) Orang yang tinggal satu rumah dengan kita, 2) Orang Menyambung silaturahmi dan menyambut orang yang berniat untuk menyambung tali silaturahmi adalah keharusan bagi selurut umat muslim. Memulai dan menyambung silaturahmi dengan cara bertamu dan menerima tamu memiliki adab-adabnya tersendiri yang teratur dalam aturan Islam. Bahkan islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa memuliakan dan mengormati tamu sebagai bentuk ketakwaan kepada agama dan sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri. Karena kualitas pribadi seseorang salah satunya bisa terlihat dari bagaimana ia menerima tamu dan memuliakan seseorang yang bertamu ke rumahnya. Baca juga Hukum Silaturahmi Menurut Islam.Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk penghormatan kita terhadap tamu yang berkunjung, mulai dari bersikap ramah hingga memberikan jamuan serta mengantarkan mereka hingga ke halaman rumah setelah pamit akan pulang. Hal ini berlaku sama untuk siapapun tamu yang berkunjung tanpa harus memandang agama, terlebih status dan jugaHikmah Silaturahmi Antar SaudaraKeutamaan Menyambung Tali Silaturahmi dalam IslamHukum Memutuskan Tali Silaturahmi Menurut IslamBegitu pentingnya memuliakan tamu, Allah telah mencontohkan perilaku positif ini bahkan sejak jaman dahulu. Dalam surat adz dzariyat diceritakan bagaimana Nabi Ibramin kala itu yang menjamu tamunya dengan أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلۡمُكۡرَمِينَ ٢٤ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗاۖ قَالَ سَلَٰمٞ قَوۡمٞ مُّنكَرُونَ ٢٥ فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجۡلٖ سَمِينٖ ٢٦ فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيۡهِمۡ قَالَ أَلَا تَأۡكُلُونَ ٢٧Artinya 24 Sudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tentang tamu Ibrahim yaitu malaikat-malaikat yang dimuliakan; 25 Ingatlah ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan “Salaamun”. Ibrahim menjawab “Salaamun kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal”; 26 Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk; 27 Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata “Silahkan anda makan”. QS Adz Dzariyat 24 – 27.Selain beberapa contoh yang telah disebutkan di atas, masih banyak keutamaan-keutamaan dalam memuliakan tamu menurut pandangan Islam. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai keutamaan memuliakan tamu dalam islamMendapat Pahala Seperti Ibadah Haji Dan UmrahSelain sebagai salah satu jalan untuk menyambung dan mempererat tali silaturahmi antar manusia. Tamu yang datang ke kediaman kita juga dapat mendatangkan berkat dan rahmat dari Allah Subhana hua ta’ ini disampaikan oleh Ibnu Abas radhiyallahu anhuma yang mengisahkan bahwasannya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda “Jika ada tamu masuk ke dalam rumah seorang mukmin, maka akan masuk bersama tamu itu seribu berkah dan seribu rahmat. Allah akan menulis untuk pemilik rumah itu pada setiap kali suap makanan yang dimakan tamu seperti pahala haji dan umrah.” Baca juga Adab Bertamu dalam Islam; Hukum Menyakiti Hati Anak YatimMenghapus Dosa Tuan RumahSelain dapat mendatangkan berkah dan rahmat dari Allah subhana hua ta’ala, tamu yang berkunjung ke kediaman kita juga dapat mendatangkan pengampunan dari Allah dan menghapuskan dosa yang dimiliki oleh tuan ini telah dikisahkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda “Wahai sekalian manusia, janganlah kalian membenci tamu. Karena sesungguhnya jika ada tamu yang datang, maka dia akan datang dengan membawa rezekinya. Dan jika dia pulang, maka dia akan pulang dengan membawa dosa pemilik rumah.”Baca jugaDosa yang Tak TerampuniCara Menghapus Dosa Zina Sebelum MenikahDosa Wanita Yang Paling Dibenci AllahDosa Besar dalam IslamSelain itu sebuah hadis juga mengisahkan bahwa Ali Ibn Abi Thalib radhiyallahu anhu pernah diberitahu oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang bersabda “Wahai Ali, jika kamu dikunjungi oleh tamu, maka ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah memberikan anugrah kepadamu. Sebab Dia telah mengutus sesuatu yang bisa menyebabkan dosamu diampuni.”Disinari Oleh Cahaya KebaikanDengan kedatangan tamu dan kita memuliakan mereka sebagai tamu yang kita perlakukan dengan sopan dan ramah, maka Allah akan menyinari cahaya kebaikan untuk seluruh anggota keluarga yang ada di rumah tersebut meskipun tingkat keimanan dan ketakwaan yang dimiliki hadis riwayat Mu’adz Ibnu Jabal radhiyallahu anhuma mengisahkan “Tidak ada satu rumahpun yang dikunjungi oleh tamu, kecuali Allah Tabaarak wa Ta’ala mengutus ke rumah tersebut satu malaikat yang menyerupai burung selama empat puluh hari sebelum tamu itu sampai. Malaikat itu akan menyeru Wahai pemilik rumah si fulan ibn si fulan, tamu kalian akan datang pada hari ini dan itu. Sedangkan balasan dari Allah adalah ini dan itu.’ Para malaikat yang diwakilkan untuk menjaga rumah itu berkata balasan apa lagi yang akan diterima?’ Maka keluarlah malaikat tadi kepada mereka dengan membawa sebuah catatan yang tertulis Allah telah mengampuni penghuni rumah tersebut, meskipun jumlah mereka seribu.’”“Tidak ada seorang hamba mukminpun yang memuliakan seorang tamu ikhlas karena Allah Yang Maha Dermawan, kecuali Allah akan memperhatikannya sekalipun dia berada di antara kerumunan orang. Seandainya tamu yang datang termasuk ahli surga dan pemilik rumah ahli neraka, maka Allah Ta’ala menjadikan pemilik rumah tersebut termasuk ahli surga karena telah memuliakan tamunya.” baca juga Manfaat Senyum Dalam Islam; Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya.Tauladan Dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa SallamRasulullah adalah panutan dan suri tauladan yang baik bagi umat muslim. Termasuk dalam hal memuliakan tamu, Rasulullah sangat menganjurkan dan mengajarkan hal tersebut yang dikisahkan dalam sebuah hadisDari Abu Hurairah, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam”. [HR. Bukhari]Menjadi Ladang SedekahSikap ramah dan jamuan yang kita berikan kepada tamu yang berkunjung ke rumah adalah ladang sedekah bagi kita, terlebih jika tamu yang berkunjung menginap sampai lebih dari tiga hari. Baca juga Hikmah Sedekah dalam Islam; Manfaat Sedekah Anak Yatim.Sebuah hadis dari Abu Hurairah mengisahkan bahwasanya Nabi SAW bersabda“Haknya tamu itu selama tiga hari, maka yang lebih dari itu menjadi sedeqah”. [HR. Abu Dawud].Termasuk Amalan SurgaMenerima dan memuliakan tamu termasuk dalam perilaku atau amalan yang mendekatkan kita kepada surga. Perkara ini dikisahkan dalam hadis dari Humaid Ath-Thawil dari Anas bin Malik RA, ia berkata Ada suatu kaum datang kepadanya untuk menjenguk sakitnya, lalu Anas memanggil pembantunya, “Hai anak perempuan, bawalah kesini untuk teman-teman kita walaupun sedikit makanan, karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Kemuliaan akhlaq termasuk amalan-amalan surga”. [HR. Thabrani].Selain itu, Nabi SAW juga bersabda“Tidaklah seorang muslim yang mendatangi saudaranya yaitu mengunjunginya karena Allah, kecuali ada malaikat yang menyerunya dari langit dengan mengatakan, “Sangat baik perbuatanmu dan surga yang baik untukmu. Dan jika tidak demikian, Allah berfirman di kerajaan Arsy-Nya, “Hamba-Ku berkunjung karena Aku, dan pasti Aku akan memulyakannya”. Maka Aku tidak ridla memberi balasan baginya kecuali surga”. [HR. Abu Ya’la]Sebagai Bentuk Keimanan Dan Ketakwaan Terhadap AllahKeimanan dan ketakwaan seseorang dalam memegang teguh agamanya terlihat dari bagaimana ia memperlakukan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang artinya ”Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” Muttafaqun Alaihi.Baca jugaHukum Korupsi Dalam IslamHukum Mencuri Dalam IslamTips Sehat Ala RasulullahDemikianlah beberapa keutamaan dalam memuliakan tamu menurut pandangan Islam. Smeoga artikel ini dapat menambahkan khazanah keilmuan dan meningkatkan keimanan kita semua. Amin.
7 Nabi Ibrâhîm Alaihissallam melayani tamu-tamunya sendiri. Tidak meminta bantuan orang lain, apalagi meminta tamu untuk membantunya, karena meminta bantuan kepada tamu termasuk perbuatan yang tidak etis. 8. Bertutur kata sopan dan lembut kepada tamu, terutama tatkala menyuguhkan jamuan.
- Salah satu tradisi pada Hari Raya Idulfitri atau Lebaran di Indonesia adalah bertamu ke tetangga sekitar, saling mengunjugi karib-kerabat, kolega kerja, serta bermaaf-maafan atas kesalahan di masa silam. Dalam Islam, ada adab yang mengatur tata cara bertamu adalah menjalin silaturahmi yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi,” Bukhari Untuk Lebaran 1442 H atau 2021 M, ketika pandemi COVID-19 belum juga mereda, Majelis Ulama Indonesia MUI melalu fatwa No. 24 Tahun 2021 mengimbau agar silaturahmi sebaiknya dilakukan di keluarga inti, tidak bertemu dengan banyak orang, apalagi sampai memicu kerumunan. Imbauan ini diperketat, khususnya di daerah berstatus zona merah atau oranye yang penyebaran virus Corona atau COVID-19 masih tinggi. Sementara itu, di daerah zona hijau dan kuning, yang tingkat penularannya rendah, maka silaturahmi harus menaati protokol juga Sejarah Mudik Hari Raya Idul Fitri & Sebab Dilarang di Lebaran 2021 Adab I'tikaf saat Bulan Ramadan, Niat dan Keutamaan Mengamalkannya Di dalam ajaran Islam, untuk bertamu dan melakukan silaturahmi, terdapat adab-adab tertentu yang bisa dipraktikkan. Tujuannya untuk kenyamanan kedua belah pihak, baik itu tamu atau tuan rumah. Dalam buku Akidah Akhlak 2020 yang ditulis Mahdum, terdapat sejumlah adab yang dapat diterapkan umat Islam dalam bertamu agar memperoleh berkah dan pahala di sisi Allah SWT. Adab bertamu itu mencakup adab bagi orang yang bertamu dan tuan rumah yang menerima tamu tersebut, sebagai berikutAdab bagi Tamu Seseorang yang akan bertamu diharuskan untuk menjaga adab dan sopan santunnya. Islam mengatur etika bertamu sebagai berikut. 1. Menguncapkan salam Ketika sampai di rumah yang dikunjungi, seseorang yang hendak bertamu dianjurkan mengucapkan salam kepada tuan rumah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 27 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat.” QS. An-Nur [24] 27. 2. Meminta izin masuk Setelah salamnya dijawab, maka tamu harus bertanya terlebih dahulu, apakah ia diizinkan untuk masuk. Meminta izin adalah hal penting sebelum masuk ke kediaman tuan rumah. Bisa jadi, tuan rumah sedang istirahat, tidak ingin diganggu, dan sebagainya. Dengan meminta izin, tamu memberi kesempatan bagi tuan rumah untuk berbenah diri sehingga siap menyambut tamu tersebut. 3. Jika tidak diizinkan, tamu sebaiknya pulang Jika tamu sudah mengucapkan salam sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban, atau sudah meminta izin lalu tuan rumah sedang tidak berkenan, maka tamu harus mengurungkan niatnya bertamu. Jangan sampai tamu memaksa untuk bertandang sedang tuan rumah tidak bersedia atas kedatangan tamu tersebut. Selain itu, tidak usah tersinggung atau merasa diabaikan karena memang sudah hak tuan rumah untuk menolak tamu. Allah SWT berfirman dalam surah An-Nur ayat 28 sebagai berikut "Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapatkan izin, dan jika dikatakan kepadamu 'Kembalilah!', maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS An-Nur [24]28. 4. Berdiri tidak menghadap pintu masuk Saat mengetuk pintu sambil mengucapkan salam, berdirilah di samping atau membelakangi pintu. Tamu yang menghadap pintu masuk, apalagi sampai mengintip-intip ke dalam rumah termasuk perilaku lancang dan tidak sopan. Larangan ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Sa'ad RA, ia berkata ”Seseorang berdiri di depan pintu Rasulullah SAW sambil menghadap ke dalam rumah, ia bermaksud minta izin. Kemudian Rasulullah bersabda,'Seharusnya kamu begini begitu [tidak menghadap ke depan pintu]. Sesungguhnya disunahkan meminta izin dan menjaga pandangan.” Abu Dawud 5. Menginap tidak boleh lebih dari tiga hari Jika tamu hendak menginap, maka ia tidak boleh lebih dari tiga hari. Batasan tiga hari itu agar tidak menyulitkan tuan rumah untuk harus melayani tamunya terus-menerus. Bagaimanapun juga, tuan rumah membutuhkan privasi dan urusannya yang harus ia kerjakan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW "Jamuan hak tamu berjangka waktu tiga hari. Lebih dari itu, jamuan adalah sedekah. Tidak boleh bagi tamu untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya.” Bukhari dan Muslim.Baca juga Adab Bersosial Media dalam Pandangan Islam Adab Pergi ke Masjid dalam Islam dan Doa Memasuki Pintu Masjid Adab bagi Tuan Rumah Bagi tuan rumah yang menerima tamu, ia dianjurkan untuk memuliakan tamunya, sesuai sabda Rasulullah SAW "Siapa saja yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” Bukhari dan Muslim. Ketika ada seseorang bertamu, maka Islam memberi hak bagi tamu itu agar dilayani selama tiga hari. Dalam durasi waktu tersebut, tuan rumah harus menjamu dan memuliakan tamu sebaik-baiknya. Tuan rumah juga dilarang menyusahkan tamunya tersebut. Jika ada keperluan, maka tuan rumah membantu dan berusaha memenuhi keperluan tamunya. Sementara itu, jika tamunya akan pulang, maka ia disunahkan mengantarkannya sampai di pintu rumah atau gerbang depan. Dengan menerapkan adab bertamu, diharapkan silaturahmi dan persaudaraan sesama muslim kian erat. Bagi tamu dan tuan rumah yang ikhlas, maka akan diluaskan rezeki dan memperoleh berkah di sisi Allah juga Adab Berjalan dalam Islam Sopan hingga Tak Sambil Makan Adab Berpakaian dan Berhias Menurut Islam Utamakan Menutup Aurat Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Iswara N Raditya Ketikaanak mengucapkan that time of the month, maka Mama jangan bingung lagi.Sebab frasa kata benda yang juga majas eufemisme. Dalam kalimat yang lebih halus, that time of the month berarti "period" atau "menstruation". Jika berbicara dalam bahasa Indonesia dengan kalimat yang halus dan sopan, maka anak bisa mengatakannya dengan kata "sedang haid" atau "sedang datang bulan".
Memuliakan tamu merupakan tradisi serta perangai mulai para nabi dan orang-orang terdahulu. Karenanya, tak heran banyak hadis dan riwayat yang menganjurkan kita untuk memuliakan tamu. Bahkan, ada yang mengaitkannya dengan keimanan, seperti halnya hadits berikut مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ Artinya, “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya,” Malik. Di momen hari raya atau lebaran ini, kita mungkin kedatangan banyak tamu yang silaturahim ke rumah, baik tamu dekat maupun tamu jauh, termasuk saudara, kerabat, dan teman sehingga memiliki banyak kesempatan untuk memuliakannya. Sebagai anjuran syariat, memuliakan tamu memiliki sejumlah adab atau etika yang harus kita perhatikan, antara lain sebagai berikut 1. Menjawab Salam yang Disampaikan Tamu Menjawab salam yang disampaikan tamu sudah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim sebagai nabi yang paling istimewa dalam memuliakan tamu. Hal itu seperti yang dilansir dalam Al-Quran Cerita itu bermula ketika mereka masuk bertamu kepadanya, lalu mengucapkan, “Salam.” Ibrahim menjawab, “Salam.” Mereka adalah orang-orang yang belum dikenal, QS. Adz-Dzariyat 51] 25. Bahkan dikisahkan, saking mulianya akhlak Nabi Ibrahim terhadap tamu, ia tidak pernah mau makan sendirian. Ketika tak ada tamu yang datang, ia segera mengirim utusan untuk mencarikan orang yang mau makan bersamanya. Lihat Muhammad, Shalih Al-Munjid, Silsilatul Adab, jilid VIII, halaman 2. 2. Menyambut Tamu dengan Gembira Tamu yang datang ke rumah hendaknya disambut dengan hangat, wajah ceria, murah senyum dan rendah hati. Tidak menunjukkan wajah sedih atau bingung, apalagi muka masam dan cemberut. Sebaliknya, tunjukkanlah sikap perhatian, kegembiraan, dan antusias terhadap tamu. Yakinlah tamu yang datang membawa berkah bagi tuan rumah dan membawa rezekinya sendiri. Karena itu jangan sungkan dan ragu untuk menjamu dan melayaninya. Ingatlah sabda Rasulullah saw. وَتَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ Artinya, “Senyummu di hadapan wajah saudaramu adalah sedekah,” HR. Al-Bukhari. Khusus di momen lebaran atau hari raya Idul Fitri, begitu tamu datang, sampaikan sapaan hangat, ucapan selamat hari raya atau selamat lebaran, serta permohonan saling memaafkan. 3. Senantiasa Menemani dan Melayani Tamu Tamu yang datang ke rumah kita hendaknya ditemani dan dilayani. Jangan ditinggalkan atau apalagi dibiarkan begitu saja kecuali ada kebutuhan penting. Kendati ditinggalkan jangan terlalu lama dan sebaiknya disampaikan alasannya dengan baik. Keperluan atau kebutuhannya dipenuhi selagi mampu dan tersedia. Jika tamunya baru dan cukup lama, tunjukkan kepadanya di mana kamar mandi, tempat shalat, arah kiblat, dan kamar istirahatnya jika bertamu sampai menginap. Walhasil, layanilah dengan sebaik-baiknya dan buatlah senyaman-nyamannya. 4. Menjamu dengan Makanan Kesukaan Sebagai bentuk ketaatan terhadap anjuran syariat, menjamu tamu harus dilakukan dengan baik. Utamakan menjamunya dengan makanan kesukaannya. Jika makanan belum siap, setidaknya minuman terlebih dahulu disuguhkan. Bahkan, demi memuliakan dan menghormati tamu, di saat berpuasa sunah pun, kita diperbolehkan berbuka. أَنْ لَا يَمْتَنِعَ لِكَوْنِهِ صَائِمًا بَلْ يَحْضُرُ فَإِنْ كَانَ يَسُرُّ أَخَاهُ إِفْطَارُهُ فَلْيُفْطِرْ وَلْيَحْتَسِبْ فِي إِفْطَارِهِ بِنِيَّةِ إِدْخَالِ السُّرُورِ عَلَى قَلْبِ أَخِيهِ ....وذلك في صوم التطوع Artinya, “Memenuhi undangan hendaknya jangan sampai terhalang oleh keadaan seseorang sedang berpuasa. Tetap datanglah menghadirinya. Bahkan, jika berbuka adalah hal lebih menyenangkan saudaranya, maka berbukalah. Perhatikan pula, saat ia berbuka, harus diniatkan memberikan kesenangan dalam hati saudaranya. Namun, itu dilakukan dalam puasa sunat.” Lihat al-Ghazali, juz II, halaman 20. Bahkan, Rasulullah saw pernah mencontohkan selalu bersikap ramah, termasuk kepada tamu non-Muslim sekalipun. Diriwayatkan, saat ada tamu non-Muslim, beliau memerintahkan untuk memerah kambingnya lalu menyuguhkan susunya kepada tamu tersebut. Berkat keramahannya itu, keesokan harinya si tamu yang non-Muslim tersebut langsung masuk Islam. Sedekah kepada tamu juga termasuk ke dalam keumuman hadis sedekah yang disampaikan Rasulullah saw, di mana keistimewaannya dapat memadamkan murka Allah dan menghapus dosa-dosa. صَدَقَةُ اللَّيْلِ تُذْهِبُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصَدَقَةُ النَّهَارِ تُطْفِئُ الذُّنُوبَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ Artinya, “Sedekah di malam hari dapat menghilangkan murka Tuhan dan sedekah di siang hari dapat memadamkan menghapus dosa-dosa, sebagaimana air memadamkan api,” HR. Ahmad. Meski demikian, jangan pula dilakukan secara berlebihan dan terlalu memaksakan. 5. Tidak Bersikap yang Menyinggung Tamu Saat ada tamu, tunjukkan sikap yang ramah. Jagalah penampilan. Berpakaianlah yang bersih, rapi, sopan, dan menutup aurat agar tamu merasa nyaman. Pergunakanlah bahasa dan tutur kata yang sopan dan lemah lembut. Jangan pernah menegur atau memarahi seseorang di hadapan tamu, meskipun yang ditegur atau yang dimarahi adalah anak atau keluarga sendiri. Sebab, sikap demikian dapat menyinggung perasaan tamu. Termasuk menjaga perasaan tamu adalah tidak membicarakan hal-hal yang terlalu pribadi dan sensitif. Lagi-lagi, bertutur baik juga merupakan tanda keimanan, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ Artinya, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka katakanlah yang perkataan baik atau memilih diam,” HR. Malik. 6. Mengantar Tamu Sampai Pintu atau Halaman Di saat tamu pamitan, tuan rumah hendaknya mengantar sampai pintu atau halaman rumahnya. Pandanglah sampai ia tak terlihat lagi. Jangan lupa untuk saling mendoakan, menyampaikan harapan kunjungan berikutnya, salam perpisahan yang menyenangkan, dan ucapan terima kasih atas kedatangannya. Jangan pernah menutup pintu, apalagi sampai keras, atau membiarkan tamu sebelum sang tamu pergi dan benar-benar menjauh. Demikian adab dan etika menerima tamu yang harus diperhatikan. Insya Allah, semua yang diberikan kepada tamu, baik berupa perkataan, penghormatan, jamuan, dan sebagainya, selama dilakukan dengan ikhlas akan menjadi sedekah dan kebaikan serta bernilai pahala di sisi Allah. Wallahu a’lam. Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
BukhariMuslim) 2. Memuliakan Tamu dan Tetangga. "Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal." (HR. Bukhari) "Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami." (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad)
- Dalam sebuah acara, selalu ada poin-poin pendukung yang bisa melancarkan jalannya acara. Nggak melulu soal inti acara, namun juga rangkaian dari awal hingga akhir. Bahkan sering kali orang melupakan salah satu bagian yang perlu disiapkan, yaitu kata sambutan. Yup, pasti kamu nggak asing dong dengan kata sambutan yang biasanya diletakkan pada awal acara. Dalam momen ini, sang tuan rumah akan dipercaya untuk memberikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada para tamu yang sudah hadir. Kata-kata sambutan menjadi salah satu pembuka yang penting di dalam acara. Tamu dapat lebih memahami apa pembahasan atau kegiatan yang dilakukan dalam momen tersebut. Kamu bisa mengawalinya dengan beberapa ungkapan yang diikuti dengan maksud dan tujuan dari acara tersebut. Nah, biar nggak kehabisan ide, coba cek yuk awalan kata-kata sambutan yang bisa kamu sampaikan dalam berbagai momen. Simak selengkapnya dalam ulasan yang dirangkum dari berbagai sumber pada Selasa 28/2. Kata-kata sambutan untuk acara formal. foto 1. "Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan nikmat dan juga kesehatan sehingga kita dapat berkumpul bersama pada kesempatan kali ini.." 2. "Selamat pagi, salamat datang pada acara rapat kali ini. Saya bersyukur kita dapat bertemu dalam keadaan sehat.." 3. "Suatu kehormatan bagi saya dapat berdiri disini menyambut bapak ibu pada pagi hari ini.." 3. "Izinkan saya untuk memberikan sambutan untuk mengawali pagi yang cerah ini.." 4. "Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah-Nya kita dapat berkumpul hari ini." 5. "Selamat pagi, selamat datang dalam acara pada hari ini. Senang sekali saya dapat menyambut bapak ibu pada pagi ini.." 6. "Sebuah kebanggan bagi saya dapat dipercaya untuk memberikan sambutan kali ini.." 7. "Rezeki dapat hadir dalam berbagai bentuk, termasuk dengan bisa bertemu Anda sekalian pada hari ini.." 8. "Betapa bahagia saya dapat berdiri di hadapan Anda semua, semoga momen hari ini bisa ikut memberikan kebahagiaan untuk Anda.." 9. "Alhamdulillah, puji syukur kita haturkan pada Allah SWT karena telah mempertemukan kita, Insya Allah dalam keadaan sehat.." 10. "Selamat pagi, senang sekali saya berkesempatan untuk memberikan sambutan pada pagi hari ini di depan hadirin yang terhormat.." 11. "Sebagai bentuk rasa syukur dengan adanya acara hari ini, izinkan saya untuk menyampaikan kata sambutan.." 12. "Selamat pagi, saya ucapkan selamat datang dalam acara kita hari ini. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih atas kehadiran hadirin yang terhormat.." 13 "Hadirin yang berbahagia, sebuah kebanggaan bagi saya dapat diizinkan untuk memberikan sambutan hari ini, perkenankan saya untuk menjelaskan agenda kita hari ini.." 14. "Bukan tanpa alasan sebuah acara diselenggarakan, dan bukan tanpa alasan untuk kita bisa dipertemukan hari ini.." 15. "Sebagai bentuk rasa syukur, izinkan saya untuk menyampaikan beberapa kalimat untuk menyambut acara pada pagi hari ini.." Kata-kata sambutan untuk acara informal seperti ulang tahun atau tasyakuran. foto 16. "Selamat datang teman-teman dalam acara perayaan ulang tahunku hari ini, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang." 17. "Senang sekali saya bisa melihat teman-teman hari ini, semoga momen pertambahan usia ini bisa memperkuat hubungan persaudaraan kita." 18. "Halo terima kasih teman-teman sudah mau datang. Aku merasa bersyukur bisa dikelilingi orang-orang yang aku sayang.." 19. "Tidak ada kata selain terima kasih yang bisa aku sampaikan hari ini. Tanpa dukungan kalian, acara ini tidak mungkin berjalan lancar.." 20. "Selamat malam, saya sebagai orang tua ingin mengucapkan terima kasih yang begitu besar untuk kalian yang sudah berkenan hadir hari ini.." 21. "Selamat pagi, tidak banyak kata yang bisa saya sampaikan pada hari ini, namun saya merasa beruntung dengan adanya dukungan dari kalian yang sudah datang hari ini." 22. "Mungkin terima kasih tidak akan cukup untuk segala bantuan kalian, namun aku doakan semoga hari ini bisa menjadi awal yang baik untuk kita semua.." 23. "Dalam acara tasyakuran hari ini, izinkan saya untuk meminta doa dan restu agar semua yang diharapkan dapat berjalan lancar." 24. "Bahagia itu ketika kita bisa berbagi dengan orang di sekitar kita, rasanya ungkapan itu dapat mewakili perasaan saya hari ini.." 25. "Teman-teman, bukan hura-hura yang menjadi inti acara hari ini, namun doa dan restu kalian semua yang bisa membuat hari ini semakin bermakna.." 26. "Kekurangan akan selalu ada dalam setiap perbuatan kita, namun saya yakin dengan kehadiran teman-teman semua kekurangan akan terasa tak bermakna.." 27. "Selamat datang teman-teman yang aku sayang, terima kasih sudah meluangkan waktu hari ini. Selain berharap acara dapat berjalan lancar, semoga persahabatan kita juga bisa selalu terjaga.." 28. "Terima kasih teman-teman sudah hadir pada hari ini, terima kasih sudah menjadi bagian dalam kesuksesan saya.." 29. "Tanpa dukungan dan kebaikan teman-teman, mungkin saya tidak dapat berdiri di sini, izinkan saya menyampaikan sedikit sambutan untuk acara hari ini.." 30. "Tuhan adalah sebaik-baiknya pengatur kehidupan, dan kehadiran teman-teman adalah pendukung terbaik yang akan selalu saya syukuri.." brl/red Recommended By Editor 60 Quotes bijak dari para pahlawan, bikin hidup makin gereget 40 Pantun ucapan ulang tahun, lucu dan penuh makna 29 Kata-kata ucapan ulang tahun untuk orang tersayang, penuh harapan 40 Kata-kata ucapan ulang tahun untuk orangtua, penuh doa 40 Kata-kata ucapan selamat lamaran, spesial untuk orang terdekat

Dalamkesempatan ini saya ingin menyampaikan sebuah hadits Rasulullah SAW tentang Anjuran untuk memuliakan tetangga, tamu dan tidak banyak omong kecuali hal yang baik. maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tetangganya. Dan

mengucapkan kata-kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk​1. mengucapkan kata-kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk​2. mengucapkan kata-kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk​3. Mengucapkan kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk ?4. Soal Tugas1. mengungkit -ngungkit, Sedekah dapat... pahala 2. Di terima atau tidak perbuatan baik manusia di tentukan mengucapkan kata kata Yang Sopan dan memuliakan tamu termasuk....? 4 Allah akan membalas orang yg telah beramal baik walaupun Sebesar biji? 5 Seseorang yg bersedekah harus..​5. Berkatalah yang sopan Dengan menjaga ucapan Agar kamu menjadi idaman Dan setiap orang merasa nyaman SOAL Maksud syair tersebut adalah A. Bersikap yang sopan dengan menjaga ucapan agar menjadi idaman dan setiap orang merasa nyaman B. Berkatalah yang sopan agar setiap orang merasa nyaman dan menjadi idaman C. Bersikap sopan melalui ucapan dan perkataan agar orang lain menjadi idaman D. Supaya menjadi idaman maka kita harus berkata sopan6. memuliakan tamu termasuk sifat?​7. "ucapan terima kasih kepada seluruh tamu undangan" kalimat tersebut merupakan kata ........... dalam pidato8. bagai mana menulis kata kata ucapan trimakasih kepada tamu undangan9. mengucapkan kata kata yg sopan dan memuliakan tamu termasuk..10. وقل لعبادي والتي هي أخس Arti dari kata yang digaris bawahi diatas adalah .... A. mengucapkan perkataan yang lebih sopan B. mengucapkan perkataan yang lebih jujur C. mengucapkan perkataan yang lebih baik benar D. mengucapkan perkataan yang lebih lembutbutuh cepat​11. Mengucapkan kata kata yg sopan dan menjamu tamu termasuk... Sebutkan 3 manfaat menjaga hak hak tetangga, memuliakan tamu, dan berbicara dengan ucapan yang baik !13. hadits tentang berkata baik atau diam dan memuliakan tamu latin​14. orang yang memuliakan tamu termasuk orang yang beriman kepada​15. 28. mengucapkan kata kata yg sopan dan menjamu tamu termasuk..A. Amal JariyahB. WakafC. InfakD. SedekahTolong jawabannya kak..❛ ᴗ ❛!¡​16. Sebutkan kata-kata sopan yang harus diucapkan oleh seorang travel counter pada saat menerima pemesanan tiket​17. Ucapan selamat ulang tauh buat ibu guru dengan kata kata yang sopan Agak banyak kata²nya ya18. Kata yang di ucapkan panjang pada lagu peramah dan sopan adalah19. Sebutkan tiga manfaat menjaga hak-hak tetangga memuliakan tamu dan berbicara dengan ucapan yang baik​20. memuliakan tamu termasuk​Jawabansikap sopan santun terhadap orang lainmaaf kalau salah 2. mengucapkan kata-kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk​Jawabancara menghormati tamu Penjelasanmohon maaf jika salah semoga membantu ^_^JawabanAKHLAQ TERPUJI??PenjelasanMAAF KALAU SALAH 3. Mengucapkan kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk ? perbuatan yang menunjukan kesopanan seseorang sewaktu menerima tamu 4. Soal Tugas1. mengungkit -ngungkit, Sedekah dapat... pahala 2. Di terima atau tidak perbuatan baik manusia di tentukan mengucapkan kata kata Yang Sopan dan memuliakan tamu termasuk....? 4 Allah akan membalas orang yg telah beramal baik walaupun Sebesar biji? 5 Seseorang yg bersedekah harus..​Jawaban1. dapat mengurangi pahala2. Allah3. adab melayani tamu4. dzarrah5. ikhlasPenjelasanmaaf kalau salah 5. Berkatalah yang sopan Dengan menjaga ucapan Agar kamu menjadi idaman Dan setiap orang merasa nyaman SOAL Maksud syair tersebut adalah A. Bersikap yang sopan dengan menjaga ucapan agar menjadi idaman dan setiap orang merasa nyaman B. Berkatalah yang sopan agar setiap orang merasa nyaman dan menjadi idaman C. Bersikap sopan melalui ucapan dan perkataan agar orang lain menjadi idaman D. Supaya menjadi idaman maka kita harus berkata sopan D. Supaya menjadi idaman maka kita hrus berkata sopanJawabannya AMaaf kalau salah... 6. memuliakan tamu termasuk sifat?​Jawabanmungkin baik hati maaf kalo salah ya begitulah 'terpuji, rendah hati, dan patut kita hope this helps. 7. "ucapan terima kasih kepada seluruh tamu undangan" kalimat tersebut merupakan kata ........... dalam pidato kata pembukaan dari pidatopembukaan atau terdapat pada penutup kalimat pidatoterima kasih atas kehadiran nya maaf kalo salah ya dek Terimakasih Sudah Meluangkan Sedikit Waktu Anda Untuk Hadir Kesini SEMOGA MEMBANTUYA 9. mengucapkan kata kata yg sopan dan memuliakan tamu termasuk.. adap bertamu dan menerima tamu 10. وقل لعبادي والتي هي أخس Arti dari kata yang digaris bawahi diatas adalah .... A. mengucapkan perkataan yang lebih sopan B. mengucapkan perkataan yang lebih jujur C. mengucapkan perkataan yang lebih baik benar D. mengucapkan perkataan yang lebih lembutbutuh cepat​Jawaban perkataan yang lebih baik benarJawaban perkataan yang lebih baik benar PenjelasanJADI JAWABAN INI SEBAGAI JAWABAN YANG CERDAS 11. Mengucapkan kata kata yg sopan dan menjamu tamu termasuk... Amal jariyahPenjelasansemoga membantu jadikan sebagai jawaban yg terbaik Jan lupa like ️,dan maaf jika salah 12. Sebutkan 3 manfaat menjaga hak hak tetangga, memuliakan tamu, dan berbicara dengan ucapan yang baik !Jawabanakan di hargai, akan dianggap baik, tidak akan di jauhi, dan selalu mendapat banyak temanPenjelasansemoga membantu 13. hadits tentang berkata baik atau diam dan memuliakan tamu latin​JawabanWA MAN KAANA YU'MINU BILLAAHI WAL YAUMIL AAKHIRI FALYUKRIM DHOIFAHUPenjelasan“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia akan memuliakan tamunya." 14. orang yang memuliakan tamu termasuk orang yang beriman kepada​JawabanAllah SWTPenjelasankarena dia beriman kepada Allah SWT 15. 28. mengucapkan kata kata yg sopan dan menjamu tamu termasuk..A. Amal JariyahB. WakafC. InfakD. SedekahTolong jawabannya kak..❛ ᴗ ❛!¡​JawabanA. Amal jariah Penjelasansemoga bermanfaat ya Jawaban jariyahPenjelasansemoga membantu 16. Sebutkan kata-kata sopan yang harus diucapkan oleh seorang travel counter pada saat menerima pemesanan tiket​Jawabanbisakah saya meminta tiket yang sudah saya bayarJawabantrima kasih, semoga perjalanan anda lancar dan menurut aku ya kak... 17. Ucapan selamat ulang tauh buat ibu guru dengan kata kata yang sopan Agak banyak kata²nya ya Selamat ulang tahun, pahlawan tanpa tanda jasakuTak banyak harapanku, hanya engkau sehat dan panjang umur agar apa yang ingin kau lakukan dapat tercapaiBila kata-kata ini memang tidak berarti di hati ibu, setidaknya ingatlah bahwa aku salah satu murid yang akan selalu ingat dengan ulangtahunmu wahai ibu guruSaranghaja<3Maafkan kami pak/bu guru karena kami sering membuat bapak/ibu guru kesal pada kami. Tapi kami menyayangi bapak/ibu guru karena tanpa bapak/ibu guru, kami tak mungkin mempunyai ilmu seperti ini. Engkau adalah orang tua kedua kami, terima kasih bapak/ibu guru. Selamat hari jadi, semoga selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan diberikan kemudahan dalam melakukan segala membntu 18. Kata yang di ucapkan panjang pada lagu peramah dan sopan adalahJawabannadaPenjelasannada yang diucapkan secara langsung dari mulutJawabanpanjang pendek nadaPenjelasanpanjang panjang pendek nada juga sama seperti irama. 19. Sebutkan tiga manfaat menjaga hak-hak tetangga memuliakan tamu dan berbicara dengan ucapan yang baik​Jawaban merasa baik dimata mendapat perlakian baikJawabanDapat menciptakan suasana harmonismenyambung tali silatuhrhmimenciptakan suasana yang rukun 20. memuliakan tamu termasuk​JawabankewajibanPenjelasan...... ...,...,. ......Jawabanmemuliakan tamu termasuk kewajibanPenjelasansemoga membantu *_* MenerimaTamu. Menerima tamu atau menghormati tamu dalam bahasa Arab disebut "akrimud duyuf". Bagi kaum muslim hendaknya bertindak sebaik-baiknya dalam menyambut (menerima) tamu, baik dari segi sikap, penampilan, percakapan, maupun pelayanan yang diberikan. Islam mengenal adab dalam menyambut dan berinteraksi dengan tamu, yaitu antara lain
1 Menyambut tamu dengan baik Ketika ada orang yang mengetuk pintu rumah atau memencet bel dan memberi salam adalah pertanda ada orang yang mau bertamu ke rumah kita. Hendaklah menjawab salam dan bersegera memberikan sambutan dengan membukakan pintu, senyum ceria, dan menyapa dengan ramah. Senyum ceria merupakan ekspresi bahwa kita senang menyambut kedatangannya. “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah”, demikian sabda Nabi SAW HR Tirmidzi. Beliau juga bersabda لَا تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنْ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ الْمَعْرُوفِ “Janganlah engkau remehkan perkara ma’ruf, berbicaralah kepada saudaramu dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang ma’ruf” HR Abu Daud BACA JUGA Kok Loncatanmu Lebih Tinggi? Beliau memberikan teladan dengan selalu tersenyum ketika berbicara. HR Ahmad Beliau dikenal sebagai orang yang paling banyak senyumnya, sebagaimana hadits dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah SAW.” HR Tirmudzi. Senyum kita melapangkan hati tamu dan membuat mereka merasa terhormat dan dihargai. Sapaan yang hangat akan lebih mencairkan suasana sehingga pertemuan menjadi lebih hangat dan akrab. Rasulullah memberikan teladan dalam menyapa tetamu-tetamu beliau. Ketika menerima utusan Abdul Qais beliau menyambut “Selamat datang wahai para utusan, yang datang tanpa rasa kecewa dan penyesalan” HR Bukhari dan Muslim. Bahkan ketika Fathimah puteri beliau datang berkunjung, beliau menyambut “Selamat datang, wahai puteriku.” HR Bukhari dan Muslim Tanyakan pula bagaimana keadaan mereka dengan menanyakan “Apa kabar?” Sapaan yang ramah merupakan ungkapan bahwa kita senang menerima tamu kita. Selanjutnya persilahkan duduk di tempat yang selayaknya di ruang tamu. Kebanyakan rumah dilengkapi dengan ruang tamu. Hendaknya ruang tamu selalu dijaga agar tetap dalam keadaan bersih, rapi, dan wangi. Keadaan yang kotor, berantakan, dan bau tak sedap menjadikan suasana menjadi kurang nyaman. 2 Menerima tamu dengan baik Tamu yang datang berkunjung ke rumah kita ada kalanya datang sendiri dan ada kalanya memang kita undang. Kedua-duanya hendaknya diterima dengan baik. Rasulullah SAW adalah contoh teladan penerima tamu yang baik. قَالَ جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ مَا حَجَبَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ وَلَا رَآنِي إِلَّا ضَحِكَ Dari Jarir bin Abdullah berkata; “Sejak saya masuk Islam, Rasulullah SAW tidak pernah menolak saya untuk bertamu dan berkunjung ke rumah beliau. Dan beliau selalu tersenyum setiap kali melihat saya.” HR. Muslim Menerima dan memuliakan tamu merupakan bagian dari tanda keimanan, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Suraih Al Ka’bi bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal bermalam hingga ahli bait mengeluarkannya.” HR Bukhari Seorang mukmin hendaknya siap menerima tamu di rumahnya atau tempat lain yang layak. Terlebih-lebih bila tamu-tamunya datang atas undangannya, persiapannya haruslah lebih baik. Siapkan di mana mereka akan ditempatkan, bagaimana penyambutannya, dan apa jamuan atau hidangannya. Bila harus menginap, disiapkan pula kamar tempat mereka tidur. Mendapatkan jamuan adalah salah satu hak tamu yang harus kita tunaikan. Kitapun juga harus menyiapkan diri untuk kedatangan tamu kapan saja. Salah satu bentuk kesiapannya diwujudkan dengan menyediakan ruang tamu di rumah kita. Alhamdulillah, hampir setiap rumah kaum muslimin telah disediakan ruang tamu, dan bahkan banyak pula yang menyediakan kamar khusus untuk tamu yang menginap. 3 Menjamu Setelah tamu duduk dan berbasa basi sebentar, segeralah persiapkan dan hidangkan suguhan berupa air minum dan makanan ringan. Mendapat suguhan merupakan hak tamu. Dari Abu Suraih Al Ka’bi bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam.” HR. Bukhari Nabiyullah Ibrahim AS juga memberikan contoh dalam memberikan penghormatan kepada tetamunya sebagaimana diabadikan dalam al-Qur’an Sudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tentang tamu Ibrahim malaikat-malaikat yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan “salam”, Ibrahim menjawab “Salam, orang-orang yang tidak dikenal”. Maka ia pergi diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar, lalu dihidangkan kepada mereka. Ibrahim berkata “Silakan kamu makan”. QS Ad-Dzariyat ayat 24 – 27 Nabi Muhammad sendiri suka memberikan hidangan kepada tamu-tamu beliau. Dari Al-Mughirah bin Syu’bah dia berkata “Pada suatu malam saya pernah bertamu kepada Nabi SAW. Lalu beliau memerintahkan untuk diambilkan sepotong daging kambing besar. Setelah dipanggang, beliau mengambil sebilah pisau, lalu beliau memotong-motongnya untukku dengan pisau tersebut.” HR. Abu Daud Terhadap tamu non muslim pun beliau menjamu. Dari Abu Hurairah berkata, “Seorang kafir datang bertamu kepada Rasulullah SAW. Maka beliau memerintahkan untuk mendatangkan seekor kambing untuk diperah, orang kafir itu lalu memimun perahan susunya. Lalu diperahkan dari kambing yang lain, dan ia meminumnya. Lalu diperahkan dari kambing lain lain, dan ia meminumnya lagi, hingga menghabiskan susu dari tujuh kambing. Keesoakan harinya orangitu masuk Islam. Rasulullah SAW menyuruh agar kambing beliau diperah. Diapun minum air susunya, kemudian beliau memerahkannya lagi namun dia tidak sanggup menghabisinya. Sehingga Rasulullah SAW bersabda “Seorang mukmin minum dengan satu usus sedangkan orang kafir minum dengan tujuh usus.” HR. Malik Terhadap pentingnya menjamu, Rasulullah SAW menyatakan عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ أَبِي كَرِيمَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا مُسْلِمٍ أَضَافَ قَوْمًا فَأَصْبَحَ الضَّيْفُ مَحْرُومًا فَإِنَّ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ نَصْرَهُ حَتَّى يَأْخُذَ بِقِرَى لَيْلَتِهِ مِنْ زَرْعِهِ وَمَالِهِ Dari Al Miqdam bin Ma’di Karib, Abu Karimah dari Nabi SAW, “Seorang muslim yang bertamu kepada suatu kaum, dan pagi harinya tamu itu dalam keadaan tidak mendapatkan jamuan, seorang muslim wajib menolongnya hingga ia mengambilkan jamuan malamnya dari tanamannya dan hartanya.” HR. Ahmad Para sahabat sangat mementingkan jamuan untuk tamu. Berikut ini riwayat terkait yang disampaikan oleh Nabi kepada Abu Hurairah “Seorang laki-laki Anshar kedatangan tamu dan bermalam di rumahnya. Padahal dia tidak mempunyai makanan selain makanan anak-anaknya. Maka dia berkata kepada isterinya; Tidurkan anak-anak dan padamkan lampu. Sesudah itu suguhkan kepada tamu kita apa adanya.’ Kata Abu Hurairah Karena peristiwa itu maka turunlah ayat Al Hasyr 9 itu” HR. Muslim “Dan mereka mengutamakan orang lain muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan…” Bagian ke-4 dari Surah Al Hasyr 9 itu menunjukkan penghargaan Al Qur’an kepada orang yang memiliki empati kepada orang lain, padahal dirinya sendiri dalam kesusahan. Bayangkan betapa tinggi nilai perbuatan seperti itu. Anda yang memiliki kecukupan rezeki ada baiknya senantiasa memiliki persediaan minuman dan makanan di rumah, sehingga sewaktu-waktu ada tamu tinggal menghidangkannya. BACA JUGA Kisah Tuan Rumah Istimewa dan Tamu yang Mulia Ketika hidangan telah siap tuan rumah mempersilahkan tetamunya menikmati terlebih dahulu, baru ia mengikuti setelah tetamunya. Hal ini berdasar hadits Qatadah RA yang cukup panjang, dia berkata “….. Lalu Rasulullah SAW menuangkan air dan aku membagikannya, hingga tidak ada yang tersisa selain aku dan Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Minumlah”. Aku jawab, “Aku tidak akan minum hingga engkau minum, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya, orang yang memberi minum itulah yang terakhir minum”. Qatadah melanjutkan “Maka akupun minum, dan Rasulullah SAW pun kemudian minum….” HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi 4 Mengiringi Tamu Ketika Pulang Bila tamu telah menikmati jamuan yang disajikan, menyelesaikan hajatnya, dan berpamitan hendak pulang hendaknya diucapkan kata-kata perpisahan yang menyenangkan, berterima kasih atas kunjungannya, dan menunjukkan raut wajah yang berseri-seri. Untuk menunjukkan keakraban, antarkan tamu hingga halaman rumah, dan pandanglah hingga ia telah keluar dari halaman rumah. Abu Ubaid Qasim bin Salam pernah mengunjungi Ahmad bin Hambal. Abu Ubaid berkata “Tatkala aku hendak pergi, dia bangun bersamaku. Aku pun berkata karena malu atas penghormatannya itu “Jangan kau lakukan ini, wahai Abu Abdillah!” Sementara itu Abu Amar al-Hamadzani As-Sya’bi, seorang pemuka tabi’in yang cerdas dan tawadu’ yang diketahui belajar kepada 500 sahabat Nabi, mengatakan “Di antara kesempurnaan sambutan orang yang dikunjungi adalah engkau berjalan bersamanya hingga ke pintu rumah dan mengambilkan kendaraannya.” [] SUMBER MUHAMMADIYAH
Katakata untuk mengucapkan selamat tinggal dalam Bahasa Inggris yang pertama adalah "take care of yourself for we are going to meet again" atau dapat diartikan dengan "jaga dirimu sampai kita bertemu kembali" dalam Bahasa Indonesia. Berikut adalah contoh penggunaan ungkapan ini dalam percakapan sehari-hari.
ADAB-ADAB MENGUCAPKAN SALAMOleh Syaikh Abdul Hamid bin Abdirrahman as-Suhaibani1. Apabila bertemu dengan seorang teman, maka cukupkanlah dengan berjabat tangan disertai dengan ucapan salam assalaamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh tanpa berpelukan, kecuali ketika menyambut kedatangannya dari bepergian, karena memeluknya pada saat tersebut sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkataكَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا.“Apabila Sahabat-Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam saling berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan, dan apabila mereka datang dari bepergian, mereka saling berpelukan.” [HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath no. 97 dan Imam al-Haitsami berkata dalam kitab Majma’uz Zawaa-id VIII/36, “Para perawinya adalah para perawi tsiqah.”]2. Sangat dianjurkan untuk membaca salam secara sempurna, yaitu dengan mengucapkan, “Assalaamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuhu.” Hal ini berdasarkan hadits Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu, ia berkataجَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرٌ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ عِشْرُوْنَ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ عَلَيْهِ فَجَلَسَ فَقَالَ ثَلاَثُوْنَ .“Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mengucapkan, Assalaamualaikum.’ Maka dijawab oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian ia duduk, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sepuluh.’ Kemudian datang pula orang lain yang kedua memberi salam, Assalaamu alaikum warahmatullaah.’ Setelah dijawab oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ia pun duduk, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Dua puluh.’ Kemudian datang orang yang lain lagi ketiga dan mengucapkan salam Assalaamu alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.’ Maka, dijawab oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kemudian ia pun duduk dan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Tiga puluh.’” [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no. 5195 dan at-Tirmidzi no. 2689 dan beliau menghasankannya]3. Tidak disyari’atkan mengucapkan salam dengan lafazhاَلسَّلاَمُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى.“Semoga keselamatan tercurah hanya kepada orang yang mengikuti petunjuk.”Apabila yang diberi salam seorang muslim, karena lafazh salam di atas khusus diperuntukkan selain muslimin sebagaimana dalam surat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada Raja Hiracliusبِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ إِلَى هَرَقْلِ عَظِيْمِ الرُّوْمِ، سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى…“Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dari Muhammad hamba Allah dan utusannya, kepada Hiraclius penguasa bangsa Romawi, keselamatan bagi orang-orang yang mau mengikuti petunjuk.”Sedangkan hikmah di balik memberikan salam kepada orang-orang selain Islam dengan lafazh tersebut, kemungkinan hanya Allah Yang Mahatahu adalah untuk meluluhkan hati mereka, memberikan rasa aman kepada mereka dengan pengajuan syarat-syarat, yaitu mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Dan yang demikian itu apabila diucapkan kepada seorang muslim itu berarti telah mencabut haknya sebagai seorang mukmin, karena dia seorang muslim, maka dia adalah orang yang sudah mendapatkan petunjuk, maka tidak diperbolehkan untuk menggunakan lafazh tersebut yang ditujukan kepada saudara sesama Dilarang mengucapkan salam dengan lafazhعَلَيْكَ السَّلاَمُ.“Semoga keselamatan senantiasa tercurah atasmu.”Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Tamimah al-Hujaimi dari seorang laki-laki yang berasal dari kaumnya. Dalam riwayat yang lain dikatakan laki-laki itu bernama Abu Jura al-Hujaimi, dia berkataطَلَبْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أَقْدِرْ عَلَيْهِ فَجَلَسْتُ، فَإِذَا نَفَرٌ هُوَ فِيْهِمْ وَلاَ أَعْرِفُهُ، وَهُوَ يُصْلِحُ بَيْنَهُمْ، فَلَمَّا فَرَغَ قَامَ مَعَهُ بَعْضُهُمْ فَقَالُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ قُلْتُ عَلَيْكَ السَّلاَمُ، يَارَسُوْلَ اللهِ، عَلَيْكَ السَّلاَمُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، عَلَيْكَ السَّلاَمُ، يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ إِنَّ عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى، إِنَّ عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى، إِنَّ عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيَّ فَقَالَ إِذَا لَقِيَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فَلْيَقُلِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ، ثُمَّ رَدَّ عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَعَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ، وَعَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ، وَعَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ.“Aku mencari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, namun aku tidak mendapatinya, kemudian aku duduk, tiba-tiba datang sekelompok orang dan beliau ada di an-ara mereka sedang aku tidak mengenalnya, saat itu beliau sedang mendamaikan beberapa dari mereka yang berselisih. Kemudian setelah selesai ada sebagian dari mereka yang berdiri bersama dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kemudian berkata, Wahai Rasulullah,’ tatkala aku melihat hal tersebut, maka aku katakan Alaikas salaam ya Rasulullah, alaikas salaam ya Rasulullah, alaikas salaam ya Rasulullah semoga keselamatan senantiasa tercurah atasmu, wahai Rasulullah, 3x. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah engkau berkata seperti itu. Sesungguhnya alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mendekatiku seraya berkata Apabila seseorang bertemu dengan saudaranya sesama muslim, hendaklah ia mengucapkan Assalaamu alaikum warahmatullaah.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan jawabannya kepadaku, seraya bersabda Wa alaika warahmatullaahi dan semoga rahmat Allah juga ter-limpah atasmu, 3x.’” [HR. Abu Dawud no. 4084, at-Tirmidzi no. 2721, Ahmad V/63-64, dan yang lainnya. Lafazh hadits ini berdasarkan riwayat at-Tirmidzi]5. Dibolehkan berdiri untuk memberikan salam sebagai ucapan selamat atau belasungkawa atau berdiri untuk menolong orang yang sudah jompo lemah atau berdirinya seorang anak untuk menghormati orang tuanya atau seorang isteri kepada suaminya atau sebaliknya, sebagaimana juga berdirinya untuk menyambut orang yang baru datang dari bepergian safar, juga berdiri seseorang dari majelisnya untuk menyambut orang yang datang pada majelis tersebut. Hal ini berdasarkan dalil-dalil yang berkaitan dengan hal-hal tersebut yang tidak memungkinkan untuk dijabarkan di sini. Dan begitu juga tidak boleh seseorang atau lebih berdiri dalam rangka memberi hormat kepada seseorang yang sedang duduk, sebagaimana kebiasaan para raja atau penguasa bengis lainnya. Namun dikecualikan dalam hal ini apabila berdiri untuk tujuan yang bermanfaat, sebagaimana berdirinya Ma’qil bin Yasar untuk mengangkat ranting dari bongkahan kayu yang ada di atas kepala Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika peristiwa Bai’ah.” [HR. Muslim]Sedangkan sengaja bangkit berdiri ketika melihat seseorang, seperti ketika orang-orang berada di suatu majelis kemudian datang seseorang lalu mereka berdiri dan memberi salam padanya, pendapat yang kuat dalam hal ini adalah haram hukumnya. Hal ini berdasarkan apa yang diriwayatkan dari Mu’awiyah bahwa dia pernah masuk ke suatu rumah yang di dalamnya terdapat Ibnu Amir dan Ibnuz Zubair. Kemudian Ibnu Amir berdiri sedangkan Ibnuz Zubair tetap duduk. Lalu Mu’awiyah berkata “Duduklah, sungguh aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ سَرَّهُ أَنْ يَتَمَثَّلَ لَهُ الْعِبَادُ قِيَامًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.“Barangsiapa yang senang jika para hamba Allah berdiri memberi hormat kepadanya, maka silakan menempati tempat duduknya di dalam Neraka.’” [HR. Abu Dawud no. 5229, at-Tirmidzi no. 2915, Ahmad IV/93, 100. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 357]6. Tidak dibenarkan mencukupkan salam hanya dengan isyarat lambaian tangan semata tanpa menyertainya dengan lafazh as-salaamu alaikum, hal ini berdasarkan hadits dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,لاَ تُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَ الْيَهُوْدِ، فَإِنَّ تَسْلِيْمَهُمْ بِالرُّؤُوْسِ وَاْلأَكْفِ وَاْلإِشَارَةِ.“Janganlah kalian memberikan salam sebagaimana salamnya orang-orang Yahudi, karena sesungguhnya cara Yahudi memberi salam adalah dengan anggukan kepala dan lambaian tangan atau dengan isyarat tertentu.”[HR. At-Tirmidzi no. 2695, dengan sanad hasan. Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah no. 2194]Larangan tersebut dikhususkan bagi orang yang masih sanggup untuk mengucapkan lafazh salam dengan lisannya baik secara hissi maupun syar’i. Namun dibolehkan bagi mereka yang mempunyai kesibukan, sehingga mereka susah atau tercegah untuk menjawab salam, misalnya orang yang sedang shalat, atau orang yang terlihat jauh, atau orang bisu dan begitu pula bentuk salam bagi orang yang Berusaha sungguh-sungguh untuk menyebarkan salam, dan tidak kikir di dalam melakukannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallamأَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ.“Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu perbuatan apabila kalian lakukan niscaya akan membuat kalian saling mencintai satu sama lain? Sebarkanlah salam di antara kalian ketika saling bertemu.” [HR. Muslim no. 54, Abu Dawud no. 5193, Ibnu Majah no. 3692 dan Ahmad II/391, 442]Di dalam hadits di atas, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menyebarkan salam agar kebaikan dapat tersebar, hati menjadi saling terpaut dan barisan menjadi Tidak selayaknya untuk meninggalkan adab-adab dan ucapan salam kepada anak kecil, sebagaimana diriwayatkan dari Anas, bahwa beliau melewati beberapa anak-anak kecil lalu beliau memberi salam kepada mereka dan berkata “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melakukan hal tersebut.” [HR. Al-Bukhari no. 6247, Muslim no. 2168, Abu Dawud no. 5202 dan at-Tirmidzi no. 2696]Ini merupakan bagian akhlaq beliau Shallallahu alaihi wa sallam yang agung dan adabnya yang mulia, dan ini merupakan pendidikan bagi anak-anak untuk mempelajari sunnah-sunnah dan melatih mereka agar dapat menerapkan adab-adab yang mulia sehingga nantinya tumbuh dewasa sebagai orang yang mempunyai adab yang mulia Tidak selayaknya meninggalkan ucapan salam ketika selesai dari suatu majelis. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallamإِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ، فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يَجْلِسَ فَلْيَجْلِسْ، ثُمَّ إِذَا قَامَ وَالْقَوْمُ جُلُوْسٌ فَلْيُسَلِّمْ، فَلَيْسَتِ اْلأُوْلَى بِأَحَقَّ مِنَ اْلآخِرَةِ.“Apabila salah seorang di antara kalian sampai pada suatu majelis maka hendaklah ia mengucapkan salam, jika setelah itu hendak duduk maka silakan duduk, lalu apabila ia hendak berdiri meninggalkan majelis sedangkan orang lain masih duduk hendaklah mengucapkan salam, karena saat kedatangan tidak lebih berhak untuk diucapkan salam di dalamnya dari saat kepergian.” [HR. Ahmad dan lainnya, shahih][1]Tidak selayaknya memulai memberikan salam kepada orang kafir. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,لاَ تَبْدَؤُوا الْيَهُوْدَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ، فَإِذَا لَقِيْتُمْ أَحَدَهُمْ فِيْ طَرِيْقٍ فاَضْطَرُّوْهُ إِلَى أَضْيَقِهِ.“Janganlah kalian memulai memberikan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani, apabila kalian bertemu dengan salah seorang dari mereka di jalan maka paksalah mereka hingga mereka berada di jalan yang sempit.” [HR. Muslim no. 2167, at-Tirmidzi no. 2701 dan Abu Dawud no. 5205][Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis Abdul Hamid bin Abdirrahman as-Suhaibani, Judul dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret 2006M] _______ Footnote [1]. Lafazh yang lainnya adalahإِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ، فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُوْمَ فَلْيُسَلِّمْ، فَلَيْسَتِ اْلأُوْلَى بِأَحَقَّ مِنَ اْلآخِرَةِ.“Apabila salah seorang di antara kalian sampai pada suatu majelis, hendaklah ia mengucapkan salam. Lalu apabila ia hendak berdiri meninggalkan majelis, maka hendaklah mengucapkan salam, karena saat kedatangan tidak lebih berhak untuk diucapkan salam di dalamnya dari saat kepergian.” [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no. 5208, at-Tirmidzi no. 2707, dishahihkan oleh Ibnu Hibban no. 1931] Home /A7. Adab dan Perilaku.../Adab-Adab Mengucapkan Salam NAPLQ.
  • 59it84ywre.pages.dev/133
  • 59it84ywre.pages.dev/282
  • 59it84ywre.pages.dev/320
  • 59it84ywre.pages.dev/341
  • 59it84ywre.pages.dev/371
  • 59it84ywre.pages.dev/117
  • 59it84ywre.pages.dev/174
  • 59it84ywre.pages.dev/136
  • 59it84ywre.pages.dev/118
  • mengucapkan kata kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk